Di dalam ilmu pengetahuan kita mengetahui bahwa bunyi berasal dari sumber bunyi yang digetarkan oleh tanaga atau energy. Kemudian, getaran tersebut dipancarkan keluarkan oleh pengantar. Dan ketika bunyi ini sampai ke telinga kita, barulah kita dapat menengar bunyi tersebut.
Keterangan :
Sumber Bunyi
Sumber bunyi itu bermacam-macam. Ada yang berupa benda padat, seperti logam pada lonceng, atau kulit pada rebana. Ada yang berupa udara, seperti pada bunyi seruling atau trompet. Dengan demikian, berbagai bahan sebenarnya dapat menjadi sumber bunyi.
Disamping perbedaan bahannya, sumber bunyi dapat dibedakan oleh bentuk dan ukurannya. Bunyi dari sepotong kayu yang besartentu berbeda dengan kayu yang kecil, walaupun bahannya dari kayu yang sama. Demikian pula walaupun bahan dan besarnya sama, bila bentuknya berbeda, bunyinya pun berbeda.
Sumber bunyi akan berbeda oleh perbedaan bahan, bentuk, dan ukuran.
Tenaga
Sebuah sumber bunyi akan bergetar, bila ada tenaga atau energy yang menggetarkannya. Tenaga ini dapat berupa: tenaga uap, tenaga angin, tenaga air, tenaga listrik, tenaga uap, dan lain-lain.
Dari macam-macam tenaga tersebut dan beberapa kesamaan sifat yang menarik, yaitu bahwa tenaga itu:
Dapat ditambah atau dikurangi
Dapat disimpan
Dapat dialinkan
Dapat digabungkan.
Contohnya:
Bila seorang pemain biola memainkan biolanya, perhatikan, apakah tenaga pemain tersebut langsung menyentuh sumber bunyinya? Bandingkan, misalnya dengan pemain gitar.
Kemudian bila weker tiba-tiba bordering membangunkan tidur kita. Tenaga siapakah yang menggerakkan sumber bunyinya? Bukankah weker tak mau berbunyi sendiri?
Demikianlah, peranan tenaga dalam pengadaan bunyi perlu pula kita perhatikan. Walaupun, kadang-kadang tidak mudah menetapkannya.
Pengantar
Getaran dari sumber bunyi akan sampai ke telinga kita, hanya bila ada yang mengantarkannya. Dalam kehidupan sehati-hari kita, udara adalah pengantar yang paling banyak kita gunakan. Karena udara selalu tersedia di sekitar kita, dan selalu juga siap mengantarkan bunyi kepada kita.
Namun sebenarnya, udara adalah penganta bunyi yang lamban, walaupun bukan berarti tidak baik. Kecepatan merambat bagi udara sebagai pengantar bunyi hanyalah 345 meter per detik. Bandingan dengan pengantar yang lain, seperti :
Gabus : 500 m/detik
Timah : 1190 m/detik
Air : 1440m/detik
Besi : 5120 m/detik
Angka-angka tersebut dapat lah berubah oleh perubahan suhu. Namun perubahan ini kecil sekali, bahkan kurang begitu berarti.
Kemudian, adanya bermacam-macam kemampuan merambat bunyi tersebut patut kita terima sebagai suatu hikmah. Maksudnya, karena di dalam kehidupan kita ada hal-hal yang memerlukan pengantar cepat, namun ada juga yang sebaliknya. Kita ingat misalnya, perlu zat peredam bunyi dalam kehidupan kita, yang hal ini memerlukan kecepatan merambat sekecil-kecilnya.
Frekuensi
Tinggi rendahnya bunyi ditentukan oleh cepat lambatnya getaran dari sumer bunyi. Biasanya dihitung dari banyaknya getaran per detiknya. Semakin banyak getaran detiknya, semakin tinggi bunyinya. Dan banyaknya getaran per detik ini disebut frekuensi.
Dalam pengukuran frekuensi biasanya dihitung dengan satuan cps (cycles per second) yang berarti getaran per detik. Disamping itu, khususnya dalam teknik radio, dipakai pula satuan Hz (Hertz) dengan pengertian yang sama. Ini diambil dari nama Heinrich Hertz (1857-1894), ahli pengetahuan bangsa Jerman.
No comments:
Post a Comment