Gak Cuma Mobil, Kulkas pun Jadi Mesin Waktu

“Awalnya, bukan mobil yang akan jadi mesin waktu di film ini, melainkan kulkas.”
Masih ingat film jadul tentang seorang remaja bernama Marty McFly yang bisa berkelana ke masa lalu (dan masa depan)? Ingatkah juga Anda pada mobil DeLorean yang sudah dimodifikasi oleh ilmuwan sinting Dr. Emmet Brown sehingga jadi mesin waktu?



Kalau Anda menebak "Back to the Future", seratus buat Anda!

Sudah 25 tahun berlalu sejak film yang dibintangi Michael J. Fox ini pertama kali diputar di bioskop, tepatnya bulan Juli 1985. Waktu itu, Back to the Future berhasil jadi film yang meraup keuntungan terbanyak tahun 1985. Ia juga dinobatkan sebagai Film Science Fiction Terbaik di Saturn Award, dan mendapatkan penghargaan Best Effect di Academy Awards.

Kini penggemar Back to the Future boleh bergembira, karena film ini bisa ditonton berulang-ulang di rumah, dengan kualitas gambar yang maksimal. Tak tanggung-tanggung, Blu-ray! Yup, untuk memperingati 25 tahun Back to the Future, Universal merilis film klasik ini dalam bentuk DVD dan Blu-ray untuk pertama kalinya.

Namun sebelum Anda mengambil popcorn dan mengajak seluruh keluarga untuk bernostalgia menonton aksi Marty dan Doc, simak dulu beberapa fakta menarik tentang film karya Robert Zemeckis ini.

1. Gara-gara buku tahunan.
Ide awal film ini datang dari sang penulis naskah Bob Gale, yang menemukan buku tahunan SMA milik ayahnya. Bob lalu berpikir, bila ia bisa kembali ke masa lalu dan menemui ayahnya yang masih SMA, apakah mereka berdua akan berteman?


2. Ditolak Disney.
Film ini awalnya ditawarkan pada Disney, tapi Disney menolak mentah-mentah. Alasannya, film ini dianggap tak pantas bagi anak-anak, karena menampilkan cerita tentang ibu Marty (di tahun 1955) yang jatuh cinta pada anaknya sendiri (Marty, yang datang dari masa depan).



3. Ditolak Columbia juga.
Columbia Pictures juga menolak film ini, namun dengan alasan yang bertolak belakang dengan Disney. Columbia menganggap film ini kurang seksi dan kurang banyak menampilkan adegan kekerasan, sehingga tak akan terlalu menarik bagi anak muda. Maklum saja, waktu itu Columbia masih terbuai dengan kesuksesan film Fast Times at Ridgemont High dan Animal House.

4. Mr Spock batal.
Film ini seharusnya disutradarai oleh Leonar Nimoy (pemeran Mr Spock di Star Trek). Sayangnya, saat itu Leonard sedang sibuk menggarap film lain tentang penjelajah waktu (Star Trek IV: The Voyage Home).

5. Ganti pemeran utama.
Pemeran Marty McFly awalnya adalah seorang aktor bernama Eric Stoltz. Namun setelah syuting berjalan lima minggu, sutradara merasa kurang puas dengan penampilannya. Michael J. Fox pun dipanggil untuk menggantikan Eric. Nah, di DVD Blu-ray yang baru dirilis ini, Anda bisa melihat aksi Eric Stoltz sebagai Marty McFly, di menu Special Features.

6. Spaceman from Pluto.
Sid Sheinberg, presiden Universal Studio saat itu, merasa judul Back to the Future terlalu membingungkan bagi penonton. Ia mengusulkan pada sang produser Steven Spielberg untuk mengganti judulnya menjadi Spaceman from Pluto. Tentu saja Spielberg menolak mentah-mentah.

7. Kulkas penjelajah waktu.
Awalnya, mesin waktu di film ini akan digambarkan sebagai kulkas bertenaga laser. Namun karena produser takut anak-anak yang menonton akan meniru masuk ke dalam kulkas, maka digantilah mesin waktu tersebut menjadi berbentuk mobil.

8. Ledakan atom terlalu mahal.
Mobil mesin waktu DeLorean bisa terlempar kembali ke masa depan gara-gara sambaran petir. Padahal awalnya, sutradara bukan menginginkan sambaran petir, tapi ledakan atom. Bahkan film ini pun sempat akan diberi judul The Atomic Kid. Karena ledakan atom dianggap terlalu mahal, rencana ini pun dibatalkan.

9. Dilatih Tony Hawk.
Sebagai Marty McFly, Michael J. Fox diharuskan beradegan skateboard di dalam film. Agar ia mahir mengendalikan si papan seluncur, maka didatangkanlah Tony Hawk, juara dunia skateboard, untuk melatihnya. Namun tahun 1989, saat syuting Back to the Future Part II dimulai, Michael J.Fox sudah lupa cara bermain skateboard

10. Remaja 30 tahun.
Syuting Back to the Future Part II dan Part III dilakukan back-to-back alias langsung dan tanpa jeda. Pasalnya, Michael J.Fox saat itu sudah berumur 30 tahun, sedangkan dia harus memerankan Marty yang umurnya masih 17 tahun. Kalau syutingnya tak buru-buru diselesaikan, bisa-bisa di Part II kita akan melihat Marty sebagai remaja berwajah boros.


Sumber :
http://id.omg.yahoo.com/blogs/10-fakta-back-to-the-future-blog_editor-12.html

No comments:

Post a Comment